Selasa, 01 Januari 2008

Tuhanmu, Tuhanku

Tuhanmu atau Tuhanku
Tuhanmu Bukan Tuhanku

tuhanmu, ya tuhanmu
tuhanku, ya tuhanku

tuhanmu berbeda dengan tuhanku

menurutmu, tuhanku bukan tuhan
menurutku, tuhanmu bukan tuhan

tuhanmu menciptakan agama yang kamu anut
tuhanku menciptakan agama yang aku anut

agamamu, ya agamamu
agamaku, ya agamaku

menurutmu, aku ini kafir
menurutku, kamu itu kafir

tuhanmu menciptakan surga untukmu
tuhanku menciptakan surga untukku

surga buatan tuhanmu bukan untukku
surga buatan tuhanku bukan untukmu

tuhanmu menciptakan neraka
katamu, neraka buatan tuhanmu itu untukku

tuhanku juga menciptakan neraka
karena neraka buatan tuhanku itu untukmu

tapi kamu berteriak, "kau harus percaya pada tuhanku, agar tak dibuang ke dalam neraka jahanam buatan tuhanku!"
aku pun berteriak, "kau yang harus mengakui tuhanku, agar tak disiksa habis-habisan dalam neraka buatan tuhanku!"

"goblok!" bentakmu. "menurut agamaku, tuhanmu itu hantu!"
"bodoh!" sergahku. "menurut agamaku, justru tuhanmu itu hantu!"

"biadab!" umpatmu. "kau menghujat tuhanku!"
"bedebah!" makiku. "kau menghujat tuhanku!"

maka kamu dan aku saling naik pitam, saling mencabut parang
saling menyerang hingga parang bersarang dalam erang kesakitan

kamu mati
aku juga mati

kamu menghadap tuhanmu
aku menghadap tuhanku

di langit tuhanmu dan tuhanku mengadakan pertemuan
karena tuhanmu tidak rela menerima kematianmu
dan tuhanku pun tidak rela menerima kematianku

pertemuan menjadi debat tanpa batas
kesabaran tuhanmu habis
kesabaran tuhanku juga demikian

lantas tuhanmu berkelahi dengan tuhanku
perkelahian seru dari dendam kesumat purba

langit bergemuruh
halilintar runtuh

di bumi, anakmu bilang, "wah tuhanku marah."
anakku pun bilang, "tuhanku-lah yang marah."

"goblok!" bentak anakmu. "tuhanku marah, gara-gara kau tidak mau menyembah tuhanku, bertobat dari kafirmu lalu masuk agamaku!"
"bodoh!" balas anakku. "tuhankulah yang marah, gara-gara kau tidak mau menyembah tuhanku, bertobat dari kafirmu lalu masuk agamaku!"

"biadab!" umpat anakmu. "kau menghina agamaku!"
"bedebah!" maki anakku. "kau menghina agamaku!"

maka anakmu dan anakku saling bersitegang, saling mencabut parang
saling menyerang hingga parang bersarang dalam erang kesakitan

anakmu mati
anakku juga mati

anakmu menghadap tuhanmu
anakku menghadap tuhanku

di langit tuhanmu dan tuhanku mengadakan pertemuan lagi
karena tuhanmu tidak ikhlas menerima kematian anakmu
dan tuhanku pun tidak ikhlas menerima kematian anakku

pertemuan kembali menjadi debat tanpa batas
kesabaran tuhanmu habis
kesabaran tuhanku juga begitu

lantas tuhanmu berkelahi lagi dengan tuhanku
perkelahian seru dari dendam kesumat purba

langit bergemuruh
halilintar runtuh

di bumi, cucumu bilang, "wah tuhanku murka, sebab ia membenci adanya orang-orang kafir semacam kau!"
cucuku pun bilang, "tuhanku-lah yang murka, sebab ia membenci adanya orang-orang kafir semacam kau!"

lantas, lagi-lagi saling tebas
sama-sama nyawa lepas

di suatu tempat, iblis, setan, ruh jahat dan sesamanya berkumpul melingkari meja, menyaksikan semua
mereka tertawa terbahak-bahak sambil menikmati perjamuan darah non alcohol "sesungguhnya, kita tahu siapa tuhan yang sebenarnya itu," kata mereka


Begitulah si iblis senang ngeliat kita bertengkar satu sama lain

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Sang Pencipta, Allah subhanahu wa ta'ala telah memberikan bukti yang jelas mengenai kebenaran ajarannya, melalui kitabNya yang mulia alQur'an, bersama penjelasan NabiNya Muhammad shalallahu'alayhi wa sallam, yang telah sempurna disampaikan, dan dipahami dengan sangat bagusnya oleh kaum muslimin generasi pertama,yaitu para shahabat radhiallahu'anhum.
Pembicaraan mengenai Tuhan adalah perkara ghaib, yang tidak bisa diterka dan dikira-kira berdasarkan akal semata tanpa petunjuk Sang Pencipta.
Maka datangkanlah bukti kebenaran ajaranmu, jika Anda termasuk orang-orang yang benar?

laksana mengatakan...

Sudah banyak perdebatan dan perselisihan antar umat agama. Masing-masing agama pasti memiliki dasar pemikiran dan Iman yang kuat.

Dalam kitab agama kita masing-masing terdapat ayat-ayat yang membenarkan bahwa hanya melalui agama atau Nabi kita sajalah kita bisa diselamatkan.

Mungkin karena potongan ayat-ayat tersebut lah yang sering membuat pertikaian ...karena kita masing-masing menjadi merasa yang paling benar. Dan memang seolah-olah didukung dan dibenarkan oleh ayat-ayat tersebut.

...baca selengkapnya